Senin, 30 Juni 2025

Aku ingin lari dari cerita hidupku sendiri

Seperti penonton yang jenuh pada film yang alurnya tak kunjung membaik. Rasanya ingin berdiri, keluar dari bangku ini, lalu menutup layar besar di depanku. Tapi sayangnya, yang kusaksikan ini bukan fiksi, ini aku. Ini hidupku.

Ada bab-bab yang bahkan untuk membacanya kembali saja aku takut. Ada kenangan yang kalau disentuh sedikit saja, rasanya seperti membuka luka yang belum kering. Aku ingin pura-pura lupa, ingin menulis ulang naskahnya, tapi bagaimana caranya? Aku terjebak di lembaran yang sama, dengan nama-nama yang tak bisa kuhapuskan begitu saja.

Kukira dulu aku cukup kuat. Kukira kalau aku bertahan, segalanya akan lunas terbayar dengan akhit yang bahagia. Tapi nyatanya, semakin kupaksa berdamai dengan semuanya, semakin dalam aku tenggelam. Terkadang aku iri pada orang-orang yang bisa memulai lembaran baru tanpa membawa serpihan masa lalunya. Sedangkan aku? Bahkan berjalan pun rasanya menyeret luka.

Kalau saja hidup ini bisa dipijak ulang seperti papan permainan, aku ingin meletakkan pionku di titik paling jauh dari segala hal yang pernah membuatku patah. Aku ingin lahir tanpa pernah mengenal beberapa nama, tanpa harus jatuh cinta pada orang yang tak pernah benar-benar menoleh ke arahku.

Tapi aku juga tahu, berlari pun takkan pernah benar-benar bisa pergi. Karena sekuat apa pun aku menutup mata, semuanya sudah terukir di kepala. Dan mungkin, satu-satunya jalan pupang adalah tetap berdiri disini, berserah pada Tuhan. Kalau nant8 takdirnya memang aku diizinkan menulis bab baru, aku hanya ingin isinya lebih damai. Lebih tenang. Tanpa orang-orang yang menjadikan aku sekedar jeda.

Sampai waktu itu tiba, biarlah aku tetap disini. Membaca ulang cerita yang sama. Menangis di halaman yang sama. Sambil percaya ada babak selanjutnya, dimana aku tak lagi ingin lari karena akhirnya aku pulang ke versi diriku yang utuh.

Source : @narameraki

Sabtu, 28 Juni 2025

Aku berdiri paling belakang, tapi mencintaimu paling dalam

Aku tidak pernah memanggil namamu dengan lantang
Karena cukup hatiku yang tahu seberapa sering ia bergetar saat kau lewat
Di barisan paling belakang aku diam
Tapi setiap lirih napasku selalu menyebutmu diam-diam

Aku bukan siapa-siapa dalam matamu
Mungkin hanya bayang samar yang tak sempat kau tengok dua kali
Tapi dalam doaku
Kau adalah nama yang tak pernah selesai kusebut
Wajah yang kusembunyikan di balik senyum paling tenang

Aku tidak pernah hadir di langkahmu
Tapi cintaku berjalan jauh lebih dulu 
Menyusuri jejakmu
Tanpa pernah berniat meminta balas
Tanpa pernah berani menyapa terang

Karena mencintaimu dari jauh adalah caraku mencintaimu tanpa menganggumu
Karena berdiri paling belakang
Bukan berarti rasa ini paling kecil
Kadang justru disitulah cinta paling dalam belajar untuk diam

Dan meski aku tak pernah hadir dalam ceritamu
Aku selalu jadi penonton yang paling setia
Menghafal senyummu lebih baik dari siapapun
Mendoakanmu tanpa jeda
Bahkan saat kau bahagia dengan yang lain

Karena bagiku
Mencintaimu tak harus dimiliki
Cukup melihatmu bahagia
Meski bukan denganku
Adalah luka paling indah yang kuterima dengan rela

Aku yang berdiri paling belakang
Tidak pernah lelah menatapmu dari jauh
Karena disanalah
Aku menemukan tempat yang paling sunyi
Untuk mencintaimu paling tulus
Paling dalam
Paling diam

Source : @tulisandn._

Jumat, 27 Juni 2025

Untuk yang telah hilang dari pandangan

Untukmu

Yang mengisi hatiku walau sudah jauh dari pandanganku

Aku mencintaimu dengan perasaan cukup

Dengan ketidaksempurnaanku


Jika namamu hanya sebuah persinggahan

Bagaimana akhirnya

Do'a, ikhlas dan takdir yang akan jadi pemenangnya

Pernah kujadikan sebagai tujuan langkahku

Membayangkan jika nanti tanganmu yang memimpinku menuju surga-Nya


Kamu pemenang hati dari sekian yang pernah singgah

Dengan kesederhanaan milikmu

Namun meninggalkan jejak rasa yang tak mudah padam

Kamu yang selalu menyelinap masuk saat benakku terasa kosong


Entah, aku tak mengerti mengapa Allah memilihmu untuk mengisi ruang kosong milikku

Untuk singgah dalam hatiku sedalam ini

Mungkin sebagai ujian

Atau sebagai takdir yang masih menjadi rahasia


Kerinduan ini tak mampu kusampaikan langsung untukmu

Biarkan langit yang menjadi saksi 

Bahwa bait-bait do'a yang kukirim benar tulus adanya


Semoga setiap langkahmu

Selalu terjaga dari arah yang akan membuatmu terluka

Dan setiap helaan nafasmu selalu dilindungi oleh Allah swt.


Cukuplah Allah yang menjagamu

Sebab Dia yang lebih mengerti

Apa yang akan terjadi padamu

Semoga hatimu, langkahmu, bahagiamu selalu dalam penjagaanNya


Sehat selalu yang telah menjadi pemenang hatiku

Walau sudah tak nampak dalam pandanganku


Dari aku yang mencintaimu


Source : ryhntdh

Rabu, 25 Juni 2025

Mengagumi seseorang yang tampak sulit dijangkau

Mengagumi seseorang yang tampak sulit dijangkau adalah perjalanan sunyi kenyataan pahit

Ia bagaikan melihat bintang di langit malam indah, bersinar namun terlalu jauh untuk diraih

Ada jarak yang terpisah entah karena perbedaan status sosial, dunia yang berbeda atau sekadar kenyataan bahwa aku dan dia melangkah di jalur yang tak pernah bersinggungan

Aku mengaguminya dalam setiap detail kecil, senyumnya yang menawan, cara bicaranya yang penuh percaya diri atau kemampuannya menyebarkan energi positif di sekelilingnya

Namun dibalik semua kekaguman itu, ada kesadaran pahit bahwa aku hanya penonton dalam kisah hidup

Aku tahu bahwa tidak peduli seberapa keras usaha yang aku lakukan, ada batasan yang tidak terlihat yang memisahkan

Rasanya menyakitkan, tetapi pada saat yang sana ada kehangatan dalam perasaan itu

Meskipun jangkauannya sulit, keberadaannya mampu membuat hariku lebih berwarna

Setiap interaksi kecil, pertemuan singkat atau bahkan sekedar melihat pemandangan sudah cukup untuk membuat hatiku berdebar dan senyuman kecil terukir di wajahmu

Namun, pada akhirnya kita harus jujur pada diri sendiri bahwa beberapa hal memang hanya bisa dikagumi, bukan dimiliki

Mengagumi sesuatu yang sulit dijangkau bukan berarti menyerah, ini memahami tentang batasan dan menerima kenyataan

Aku belajar untuk bersyukur atas perasaan yang pernah ada tanpa mengharapkan lebih dari apa yang benar

Karena terkadang cinta yang paling tulus adalah cinta yang tahu kapan harus berhenti mengejar

Sekalipun namaku tak pernah ada disampingnya, rasa kagum itu akan tetap ada, diam-diam, disudut terdalam hatiku

Source : @_cigaftersad

Selasa, 24 Juni 2025

Itu, pilihanmu ya?

Malam itu aku tidak berniat apapun
Kemudian saja aku melihat akunmu
Yang kukira sudah usang ternyata masih berlaga
Diujung kiri paling atas
Dibeberapa hari lalu gambar dan lagu itu terlihat
Beberapa manusia namun mataku tertuju pada wanita berjilbab biru muda
Senyuman indah dengan mata sipit
Gigi rapi tampak berseri
Pakaian panjang seperti bidadari
Terlihat sangat baik hati
Sabar dan menyenangkan

Itu, pilihanmu ya?
Cantik sekali hingga membuatku berdebar
Dari satu gambar saja aku bisa merasakan baiknya
Wanita indah yang menjadi ibu dari anak-anakmu yang cantik

Sekilas aku sedikit menangis
Tapi aku juga bahagia
Ternyata tidak mempertahankan aku adalah pilihan yang terbaik ya?
Meninggalkan yang biasa saja demi yang luar biasa
Aku menangis karena sudah tak bisa melihatmu lagi sampai aku mati
Tapi aku bahagia bahwa disampingmu ada wanita-wanita cantik menemanimu

Kamu terus berjalan maju
Sedangkan aku masih berdiri di tempat yang sama
Aku tidak ingin pergi, sebenarnya
Namun melihat senyum bahagiamu aku ikut tersenyum

Ternyata aku sampai pada hal yang harus aku paksa ikhlaskan
Dan hal itu adalah kamu
Wanitamu cantik sekali aku iri padanya bisa dicintai sedalam itu olehmu

Rabu, 07 Mei 2025

Meskipun Sebentar

Aku tidak pernah menyesal pernah mengenalmu, walaupun tidak lama. Dari sekian manusia di kota ini, Tuhan memilih kamu untuk kutemui. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, begitupun pertemuan kita yang ternyata akhirnya adalah perpisahan. Meskipun saat ini kamu entah berada di belahan dunia sebelah mana, bersama siapa dan sedang melakukan apa aku tak pernah tau. Aku tidak pernah menyalahkan Tuhan dan semesta karena telah menghilangkanmu dalam hidupku. Aku berterimakasih karena pernah memberiku beberapa hari paling bahagia dalam hidupku setelah semua yang terjadi, bersamamu.

Diberi kesempatan memandang wajahmu dari dekat dan mendengar suaramu langsung ditelingaku merupakan hari-hari yang membahagiakan, sangat. Ada di diriku yang kurang dan kamu sempat melengkapinya. Sepiku, kamu ramaikan. Malu-ku, kamu beri jalan berani. Tidak percaya diriku, kamu abadikan dengan kalimat semangat. Terimakasih ya.

Aku sering berkata -aku mencintaimu selamanya-. Tanpa pernah kamu melihat dan mendengarnya lagi. Tapi, kemudian aku ubah menjadi -aku mencintaimu sesampaiku-. Sampai kapan jika dengan kata selamanya sepertinya terlalu berani ya, jadi aku sederhanakan menjadi sesampaiku. Sampai aku selesai, maka itu aku selesai mencintaimu. Setiap kali mengingatmu, sejak terakhir kamu pergi aku selalu mergumam aku mencintamu.

Untuk kamu, yang hanya akan abadi tanpa bisa menjadi. Terimakasih telah mengisi setiap ruang didalam jiwaku yang hampa. Tidak apa-apa jika semesta memisahkan kita, setidaknya mereka pernah menjadi saksi seberapa seringnya aku tersenyum ketika bersamamu dulu. Mungkin ini adalah takdir Tuhan yang sangat baik. Tidak apa-apa.

Di kehidupan selanjutnya, jika ada, meskipun tidak ada, yang ada kehidupan alam barzakh ya hehe. Mau tidak bertemu aku lagi sebelum siapapun bertemu kamu dan memikat hatimu? Mau tidak aku yang menjadi wajah yang kamu lihat sebelum dan sebangun tidurmu? Mau tidak aku yang memasakkan sarapan dan menyeduh kopimu? Hehe. Kalau ga mau gapapa sih, tanya aja aku. Jika kamu mau, mari menjadi kekasih baik-baik di dunia dan akhirat. Mari menghabiskan waktu bersama-sama, selamanya. Hanya ada aku dan kamu, gaboleh ada yang lain.

-Dari aku, untuk kamu yang pernah menjadi duniaku 120 hari.

Kamis, 17 April 2025

Sudah Sholat Kok Nggak Ngaruh!

Banyak orang yang bilang Depresi, PTSD dan Anxiety gak ada hubungannya sama Sholat. Aku lantang akan bilang SALAH. Sholat dan Depresi, PTSD serta Anxiety sangat berhubungan erat dengan sholat.

"lhah, kata siapa? nyatanya gw sholat ya gini-gini aja, Depresi, PTSD dan Anxiety gw malah lebih parah!"

Iyaa, iyaa aku juga mikir gini kok dulu, selain karena banyak orang mikir gitu karena aku juga belum dapat hasilnya alias tetap berat hidup aing mah dulu, hilalnya tak tampak-tampak ceunah.

Tapi sini, dengerin sebentar ya.

Dulu, sholatku tak kurang-kurang, malah lebih 5 waktu ditambah dholat sunnah yang lain. Tapi kok waktu itu tetep aje hidup aku ringsing. Sampai akhirnya aku dititik kesadaran bahwa aku sholat, tapi ada keraguan di dalamnya, dengan aku mengatur maunya begini, begini ataupun begitu. Berarti aku tak mempercayakan sepenuhnya padaNya.

Aku sholat, tapi hatiku tak tersambung padaNya, isi pikiranku tidak ngobrol denganNya, tapi malah berpikir jalan-jalan ke tempat yang lainnya.

Aku meminta, tapi mengatur, maunya gini-gini.  Padahal kan Dia Maha Mengatur, kok kita yang ngatur Dia. Padahal semua yang sudah Dia takdirkan adalah yang terbaik.

Ambil wudhumu, sholat kembali yuk! namun sholat kali ini, dalam hati ngobrollah denganNya lewat bacaan-bacaan sholat itu. Kemudian setelah sholat curhatlah padaNya, mengeluhlah padaNya, lalu pasrahkan semua padaNya. Minta diatur semua kebaikan, ketenangan dan kebahagiaan untukmu.

Sholatlah dengan cara dan niat yang berbeda dengan sebelumnya. Dan lambat laun kau akan merasakan buah dari itu semua.

Tidak percaya? coba saja. Karena nyatanya aku sakit karena Allah yang beri dan aku sembuh juga karena Allah yang izinkan aku untuk sembuh juga.

sumber : IG @ceritajanah

Kamis, 27 Maret 2025

Kau, dan janjimu

Bahkan yang pernah berjanji untuk tidak pergi akhirnya pergi juga. Ribuan kata terselip janji membahagiakanku. Rindumu selalu kau ucap dan kuterima dengan senang hati. Membangun kepercayaan yang sebenarnya tak pernah ada. Aku harus memahami segala keadaanmu dan mengalah demi bahagiamu. Tapi apakah kamu pernah terbesit dalam hatimu tentang hancurnya aku? Bersandar pada satu-satunya manusia baru yang berkata akan terus berjalan maju apapun rintangan di depan. Kemudian dipaksa duduk sendiri tanpa sandaran dan tanpa aba-aba. Manusia yang paling aku inginkan ternyata menjadi ujian paling tak pernah aku sangka. Janji dan suara yang kau beritakan padaku dulu ternyata hanya sebatas angin lalu dan kalimat penenang saja. Pergimu mengharuskanku menangis sepanjang malam. Apa kau tau? Aku masih menangisimu. Aku tidak pernah menyangka sujudku setiap malam isinya meminta mengikhlaskanmu. Sujud yang seharusnya aku dan Tuhan saja yang berinteraksi tapi aku malah membawamu. Rasanya tidak adil jika aku saja yang harus mengalah demi bahagiamu setelah banyak janji yang kau utarakan dengan percaya diri padaku. Aku rela melepas sepatuku demi bisa berjalan di jalan dengan ribuan kerikil sampai jauh bersamamu. Manusia yang paling aku cintai sekarang menjadi manusia paling menyakitkan untukku. Apa kau pernah memikirkan aku sekali lagi? Apa kau pernah bertanya pada langit bagaimana kabarku? Jika tidak, kenapa kau memilihku untuk diberikan kesempatan mengenalmu? Katamu tidak bisa mengacuhkanku karena tak tega tapi sekarang kau jadi manusia paling acuh padaku. Sebenarnya aku salah apa sih padamu? Kau satu-satunya yang aku percaya untuk menggantikan kesedihanku setelah kehilangan ayah ibu. Aku percaya bahwa kau berbeda dan memang benar menyukaiku. Tapi ternyata salah, apa aku tidak cukup baik sehingga aku dibuang? Apa aku terlalu mudah untuk kau bersamai dulu? Apa aku wanita yang sangat buruk? Apa karena aku tidak cantik dan tidak menguntungkan untukmu? Apa aku terlihat pantas untuk dipermainkan? Hm? Kenapa hanya aku saja yang menangisimu sepanjang malam? Kenapa hanya aku yang menyaksikanmu bahagia? Kenapa kau tega padaku yang tak ada siapa-siapa dihatiku kecuali kamu? Kenapa?

Sabtu, 22 Maret 2025

Persiapan untuk mati

Di sayup-sayup alunan ayat suci malam minggu
Dengan menyebut nama Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang
Halus merdu suara terdengar dari pengeras suara
Alunan yang indah menentramkan hati dan jiwa
Ditengah kerisauan hati dan kekalutan pikiran
Tentang yang sedang dialami sendiri
Air hujan menjadi saksi
Saling melindungi dari dingin dan badai tiba-tiba
Merinding memikirkan masa depan yang tak pasti
Merayu Tuhan entah tentang apa
Hanya senyuman tipis dengan mata berlinang air yang mampu kutampakkan
Tuhan, bagaimana ini?
Jawaban dari seluruh aspek kata tanya aku tunggu
Tak kunjung kuterima mungkin aku kurang sabar
Harus membawa kepercayaan penuh pada Tuhan
Dialah yang maha tau akan masa depan
Sedangkan manusia hanya berfikir pendek dan sok tau
Pasrahkan semuanya pada Tuhan tapi suaraNya belum sampai 
Manusia penuh dosa dan malang ini sendirian
Tidak ada tempat bersandar
Bingung bertanya pada siapa
Kegiatannya hanya menunggu belas kasih Tuhan
Kadang doa saja tidak cukup
Tapi tidak ada yang bisa kulakukan lagi selain itu
Merengek seperti bayi
Doaku sendirian melawan ribuan doa anak yang masih punya ibu
Doa ibu memang terkenal manjur
Sayangnya aku sudah kehilangannya dan tak bisa kudapatkan lagi
Setiap hari aku menunggu aku tidak bangun dari tidur
Kehilangan satu hamba saja tidak berarti apa-apa bagimu Tuhan
Selalu takut diberi hidup esok hari
Bukan tidak bersyukur tapi hanya merasa tak mampu
Sebelum tidur selalu kubaca dua kalimat syahadat dan kusiapkan tidur dengan tangan diperut
Jaga-jaga untuk mati
Tapi lagi-lagi aku dihidupkan
Menjalani hari monoton dengan pertanyaan yang belum dijawab
Tuhan, engkau maha besar
Aku minta sedikit saja belas kasihmu karena aku sendiri
Aamiin

Senin, 17 Maret 2025

Tentang kopi

Disetiap kesempatan kita bertemu dulu
Aku selalu melihatmu meminum kopi
Kopi hitam, kopi susu bahkan espresso yang kamu pesan ternyata cuma segelas jamu
Mendengar suara seruputanmu digelas aku selalu tersenyum
Kamu sesuka itu ya sama kopi?
Sayangnya dulu aku belum bisa bikinin kopi
Meskipun kamu bilang "gampang banget tau bikin kopi tinggal taruh kopi saset, gula dan air panas. Udah"
Tapi aku tetap gak bisa 
Karena menurutku bikin kopi berbeda dengan bikin teh
Kalo kopi ada ampasnya kan sedangkan teh itu bersih
Dulu selalu aku minta tolong buatkan orang rumah tapi tetap aku yang menyuguhkannya padamu
Dilihat-lihat sih memang perokok itu tidak bisa jauh ya sama kopi
Habis ngerokok minumnya kopi
Gak ada takut-takutnya sakit kamu tuh
Beda sama aku 
Aku sukanya es 
Apapun minuman dingin aku suka
Kamu pesan yang hangat aku tetap es
Aku tidak terlalu suka kopi
After taste nya pait dan bikin mulut bau
Tapi akhir-akhir ini aku sempat disuruh bikin kopi untuk tamu
Akhirnya aku belajar dan bisa
Terkadang aku juga membuat dan meminumnya sendiri
Awalnya masih kopi campur susu biar manis
Lama-lama aku gak pernah tambahin gula
Coba beli americano dan rasanya ternyata not bad
Dua kali aku beli dan aku tidak ada rasa tidak suka
Jadi aku memutuskan membuatnya sendiri
Dirumah aku ambil kopi hitam, kuseduh dan dituang digelas berisi es batu yang banyak
Jadi ingat kamu
Dalam hati enak ya kalau kamu ada disini minum kopi bareng kita
Soalnya dulu aku ga mau kopi sama sekali
Tapi aku mencobanya dan oke saja
Meskipun tidak mampu untuk menahan kantuk
Aku mencoba menyukai apa yang kamu sukai
Meskipun kamu gak akan pernah tau ini
Aku hanya menuliskannya
Aku menyukaimu, dan aku menyukai apa yang kamu sukai
Lebih tepatnya berusaha menyukai apa yang kamu sukai
Beberapa waktu lalu aku mampir ke tempat oleh-oleh dan lihat biji kopi
Dan ya, ingetnya kamu lagi
Sayangnya kalo aku beli pun gak akan pernah sampai padamu
Jadinya hanya kulewati saja tanpa bertindak

Jumat, 14 Maret 2025

Hujan sore itu, aku mengingatmu

Sore itu hujan turun sangat derasnya

Membasahi pohon, jalanan, bunga, kendaraan dan manusia

Dalam cekungan mereka berkumpul

Udara sejuk menentramkan hati yang sedari siang panas

Suara kodok terdengar seru

Harum tanah menemani hidungku

Aku suka sekali hujan

Lalu lalang kendaraan kulihat dengan bola mataku

Berhenti sejenak menghirup nafas

Hari ini hari yang cukup baik dan menyenangkan

Hanya beberapa kalimat yang sempat keluar dari mulutku

Kamu apa kabar ya?

Tiba-tiba aku mengingatmu kembali

Kubuka lembaran ayat Tuhan dan kubaca

Tambah syahdu hatiku berderu

Kulantunkan ayat demi ayat indah milikNya

Kusadari betapa sedikitnya syukurku ini

Melihat bahagia orang lain selalu kuingini

Padahal sebanyak ini harusnya aku lebih banyak berterimakasih pada Tuhan

Sekilas memang terkesan angkuh

Hanya berdoa ketika susah dan berada dititik akhir pemikiran

Namun Tuhan tidak sama seperti manusia

Tuhan tidak mudah bosan mendengar doa berulang kali diucap

Terus mendengar ceritaku tentang salah satu hambanya meski kuawali dengan maaf Tuhan

Harapanku tinggi hanya pada Tuhan

Sesabar apa aku sekarang terkadang juga masih meledak dan menyakiti hati

Bibir tersenyum namun dibalik kacamata air menetes

Kamu dimana?

Kuselipkan selalu pertanyaan pada Tuhan meskipun tidak pernah ada jawaban

Kita, sangat jauh ya sekarang?

Memandang langit setiap hari selalu mendung

Kusukai karena mataku tidak pernah melihat jelas

Jika panas aku tak sanggup

Bahkan malam pun lampu kendaraan serasa membuatku buta sesaat

Berjalan diatas air tanpamu yang dulu sempat berdampingan denganku

Kamu sehat?

Kamis, 13 Maret 2025

Jam aku berdoa pada Tuhan tetap sama

Suatu pagi

Matahari berangsur tampak

Embun pagi masih menetes

Hawa dingin meremas kulit menjadi keriput

Rasa kantuk yang tetap ada meski sudah dibasuh air

Kepada Tuhan dipagi itu aku meminta maaf

Telah berjanji bagai manusia tanpa dosa

Sombong bahwa aku sudah lupa janjiku padaNya

Dengan menunduk dan tangan mengadah

Air mata jatuh menggenang ditangan

Beribu kata yang kuutarakan 

Meskipun aku yakin dia sudah tau masalahku apa

Berbicara lalu menyeka hidung

Menatap ke langit dengan senyum tapi tangis menjadi-jadi

Aku tak pernah tau bahwa aku akan membawa perasaan seperti ini

Selalu ku tapis saat-saat tertentu

Namun kembali mengandung dijam tak terduga

Kubawa sendiri perasaan yang aneh ini

Sampai mual aku akibat perasaanku sendiri

Berhenti sudah kucoba semaksimal yang kubisa

Hanya tanganku sendiri yang menyeka air mata

Tembok kamar menjadi saksi seberapa sering aku menangis

Tak kupungkiri hati hanya bisa mengalir seperti air

Dipaksa akan kembali, ditanam akan mati

Jika aku bisa menjadi bunga

Aku akan memilih menjadi bunga matahari

Tumbuh dengan indah lalu tak lama akan mati

Bungkusnya rapi dengan koran

Tidak dipangkas melainkan dibawa dengan tinggi tangkainya

Menghadap sang matahari sungguhan

Tanpa merasa tinggi padahal memang sudah tinggi dari bunga yang lain

Gerombolan awan menuju siang meneduhkan posisiku

Sesuatu yang akan aku jalani hari ini akan sama

Jam aku berdoa pada Tuhan tetap sama

Tuhan maafkan aku sekali lagi

Aku merindukannya, hambamu di ujung kota itu

Aku mencintainya, hingga kini

Rabu, 12 Maret 2025

Kurasa aku batu

Batu

Kurasa aku batu

Keras, kuat, tidak mudah rapuh

Dilempar akan menyakiti

Ditindih tidak goyah

Diusap nampak halusnya

Kurasa aku batu

Sekeras batu yang tidak bisa berlubang bahkan ditetesi air

Berjalan lambat sendiri tanpa genggaman telapak

Jika marah tidak bisa bersembunyi

Hanya tangisan yang mampu membersamai

Kurasa aku batu

Menginginkan hal yang dunia saja tidak sudi

Halu akan sesuatu indah yang terjadi

Bahkan menjadi serakah padahal tak dibela

Kebimbangan keras di kepala menjadi-jadi

Kurasa aku batu

Tidak mau menerima siapapun membelah kekerasan ini

Merasa paling tidak butuh siapa-siapa

Padahal kantung mata membesar karena banyak bertanya mengapa

Harusnya aku lebih lunak tapi kurasa aku batu


Batu

Kurasa aku batu

Hangat di musim hujan

Menjadi kuat ditendang angin

Bara api tak menjadi ganas

Adalah benar seseorang menjauh

Kurasa aku batu

Kesan keras kutunjukkan pada siapapun yang melihat

Padahal keesokan harinya menyesal karena asal bicara

Hembusan nafas kerasku menyakiti banyak hati

Bukan berniat namun aku hanya ingin

Kurasa aku batu

Jika ada yang berkata aku batu aku marah

Tapi setelah bercaka aku melihat memang tumpukan batu

Sulit melihat organ indah lainnya

Hingga setiap tengah malam mencoba cair oleh keheningan

Aku adalah batu

Ingin ditemukan dengan pelunakku

Memberikan indah ucapan ditelingaku tentang kelembutan

Berjalan berdampingan sambil menggenggam erat tanganku

Ditaman bunga matahari yang kusukai

Aku akan mencair menjadi air yang menyejukkannya

Kurasa aku batu

Senin, 24 Februari 2025

Beberapa diksi pilihan tentang kagumku

Rembulan malam ini sedang bersembunyi

Bukan, tapi sedang disembunyikan

Ramai awan gelap berbaris rapi menghalangi

Suara gemuruh yang sesekali terdengar

Membuat suasana malam ini menjadi lebih berisik

Orang-orang berlalu-lalang dengan baju pelindungnya

Genangan air menjadi bahaya karena lebarnya

Lampu sorot jalanan membuka senyummu kembali

Menerangi wajah hitam manismu dibawahnya

Sesaat anganku kembali meninggi

Sedang berbicara dengan siapa ya kamu disana?

Makanan apa yang kamu sudah habiskan malam ini?

Rambutmu basah tidak?

Sudah menghisap rokok berapa batang?

Disini aku menemukan kumbang juni

Dia jatuh dari atap dengan terlentang di lantai

Kaki dan tangannya yang ada enam itu bergerak minta tolong

Kubiarkannya dan kutinggal makan kue bolu

Sama seperti aku meminta tolong pada angin

Membawakan titipan rasa kagumku kepadamu

Aku yakin kamu masih seindah apa yang mataku pernah tangkap

Dengan alis sempurna seperti bulan sabit

Dua mata sebulat donat yang matang

Hidung jenjang dengan dua nevus menjadi khas

Tinggimu dengan bahu sedaguku sedikit jinjit

Bibir manis dengan senyuman manusia paling menyenangkan

Bagiku, sampai saat ini kamu masih menjadi diksi terindah

Indahnya tidak bisa hanya dengan menerka-nerka saja

Sangat indah melebihi kata indah itu sendiri

Keindahanmu terus melekat dipikiranku, sekarang dan sampai aku tak lagi hidup

Resep Bolu Kukus Mekar

 Bahan-bahan :

  1. 200gr tepung terigu
  2. 175gr gula pasir
  3. 100ml air soda/sprite
  4. 2 butir telur
  5. 1 sdt vanili
  6. 1 sdt sp
  7. Secukupnya pewarna makanan
Cara membuat :
  1. Mixer tepung, gula, telur, vanili dan sp dengan kecepatan penuh kurang lebih 7 menit hingga adonan mengembang berwarna putih dan kokoh
  2. Bagi 2 adonan dan beri warna sesuai keinginan
  3. Pindahkan ke atas cetakan yang sudah dilapisi kertas kue
  4. Kukus selama 20 menit dengan api besar



Jumat, 21 Februari 2025

Ayah, Ibu, aku ingin pulang aku takut sendirian di dunia

Akhirnya ada yang bertanya, “Kamu habis nangis ya?.” Terkejut aku mendengarnya tapi ku sangkal dengan “engga, kenapa?.” “Itu mata kamu kelihatan agak bengkak.” Setelah sekian waktu ada yang berani menanyakan itu padaku. Iya, memang aku baru saja selesai menangis. Dengan air mata yang baru selesai aku usap dan ingus yang masih tersisa di hidung. Akhir-akhir ini aku banyak menangis, entah kepana sampai rasanya pusing banget kepalaku. Mungkin, beberapa orang ingin menanyakan hal yang sama namun mereka sungkan atau tidak enak jika bertanya hal yang sensitif ini padaku.

Masih banyak pertanyaan didalam kepalaku tentang perjalanan hidupku sekarang. Berjalan tanpa arah yang jelas, kebingungan tidak tau harus bagaimana. Kenapa tidak ada yang bilang ya dewasa itu seperti ini?. Dewasa ini aku harus mengesampingkan impian dan keinginanku demi hidup keluargaku bahagia. Aku bisa gak ya? Aku mampu gak ya? Aku sanggup gak ya? Rasanya aku ingin sekali menelepon malaikat izroil untuk ambil nyawaku. Aku ingin pulang, ketemu ayah dan ibuku yang sudah sehat disana. Aku ingin menangis dipelukan mereka dan mengadukan semua yang terjadi di dunia, juga meminta maaf karena belum sempat membanggakan mereka. Aku ingin tidur dipangkuan ibu seperti saat aku masih kecil dulu.

Bu, sekarang aku baru mengerti seberapa hebat dan luar biasanya ibu menjadi wanita. Ternyata menjadi anak, istri, ibu itu tidak mudah ya bu?. Di usiaku sekarang aku masih belum menjadi istri dan menjadi ibu, aku juga sudah tidak menjadi anak karena ayah dan ibu sudah pergi jauh. Aku menjadi kakak sekaligus kepala rumah tangga. Belum sempat aku bertanya pada ibu bagaimana cara menjadi wanita yang luar biasa hebat diusia seperti aku ini, tapi ibu sudah pergi duluan. Aku ingin bercerita padamu bu, aku bertemu laki-laki yang sangat aku sukai tapi aku tidak bisa bersamanya karena hal besar yang sudah dia miliki. Ibu mengenal laki-laki itu loh, dia baik sekali, dia menemani aku saat ibu dan ayah sudah tidak bisa menemaniku di dunia. Tapi aku salah bu, aku jadi wanita yang salah, mengambil hak wanita lain hanya demi bersama laki-laki itu. Dan akhirnya aku tidak bisa bersamanya dan dia mengingkari janjinya. Kalau ibu tau pasti ibu akan marah dan ngomel-ngomel 1 minggu sama aku. Tapi gak ada yang ngomel bu, gak ada yang marahin aku bu atas kesalahan yang aku buat. Aku harus memarahi diriku sendiri karena menjadi wanita yang tidak baik.

Pada ayah, maafkan aku ayah aku sempat membuatmu malu di akhirat sana saat melihatku melakukan hal yang tidak baik. Ayah, aku juga belum sempat bertanya padamu bagaimana laki-laki yang ayah ingin untuk menjadi pendampingku menggantikan ayah. Aku tau ayah sangat mencintai aku, ayah ingin aku menjadi wanita baik di dunia dan di akhirat. Dulu, ayah selalu marah dan membawa sapu lidi ketika aku belum sholat, ayah pernah menyiram mukaku karena aku telat bangun subuh. Pada waktu itu aku kesal sekali pada ayah, tapi sekarang aku selalu bangun subuh loh yah. Aku selalu ingat ayah tidak pernah menanyakan apapun ketika aku pergi keluar bersama teman-teman kecuali “sudah sholat, nduk?.” Aku belum sempat mengucapkan maaf dan terimakasih pada ayah. Dulu, aku suka sebel kok ayah kerja terus, gak pernah ajak aku jalan-jalan, dimana-mana kerja. Sekarang aku tau kenapa ayah begitu semangat karena ayah ingin memberi banyak manfaat bukan hanya untuk anaknya tapi juga orang-orang disekitar ayah. Tapi yah, maaf aku tidak bisa melanjutkan itu. Ayah tidak pernah membebani aku untuk ikut bekerja, tidak mengiyakan ketika aku ingin mencoba bekerja di luar karena ikut temen-temen. Itu semua karena ayah tidak mau kan aku merasakan apa yang ayah rasakan ketika bekerja dulu.

Berjalan di dunia tanpa bisa bertanya pada ayah dan ibu rasanya berat. Ditambah aku harus bertarung dengan anak-anak yang masih ada doa orang tuanya sedangkan aku doanya sendiri. Ibu, ayah aku ingin bertemu kalian lagi di surga. Semoga amalku cukup memberi kalian rumah di surga dan kita kembali menjadi orang tua dan anak disana. Ayah dan ibu yang pertama kali membawaku ke dunia namun ayah dan ibu juga yang meninggalkan aku sendirian.

Aku ingin pulang bu, yah, aku takut sendirian di dunia

Rindu rumah yang ada ayah dan ibunya

Sejak masih menjadi anak aku sudah memiliki hobi memendam. Memendam keinginan, memendam rasa, memendam niat, memendam pengakuan. Setelah dewasa, setelah semuanya pergi, ayah dan ibu pergi aku makin banyak memendam. Aku harus memendam semua demi kebaikan orang lain. Maksudnya, orang-orang disekitarku. Demi bahagia mereka, demi kesejahteraan mereka dan demi keberlangsungan hidup. Tak apa, aku mau melakukannya karena aku menyayangi orang-orang disekitarku itu.

Kadang, memendam semua sendirian itu seperti kepala ingin meledak. Entah sejak kapan, tapi akhir-akhir ini aku sering mendengar kepalaku berbicara dan aku harus melakukan apa yang kepalaku bicarakan kalau tidak aku bakal kepikiran terus seharian. Ingin cerita tapi semua orang sibuk dengan masalahnya sendiri, aku jadi merasa tidak enak jika harus bercerita masalahku pada mereka. Pada keluarga, adikku masih kecil, aku tidak ingin dia ditambahi dengan pikiranku, nenekku sudah tua kalau aku cerita dia pasti sakit karena ikut kepikiran. Jalan satu-satunya ya menangis.

Aku sebenarnya sangat butuh tempat cerita sepertinya. Saat ada teman yang datang dan banyak mendengarkan aku, aku jadi senang. Sayangnya mereka hanya datang hitungan jari dalam setahun.

Rindu sekali pulang ke rumah yang ada ibu dan ayahnya. Meskipun saat mereka masih ada aku tidak banyak bercerita tapi setidaknya aku merasa aman dengan keberadaan mereka. Aku merasa ada yang melindungi, saat melakukan kesalahan ada yang menegur, saat ingin melakukan suatu hal besar ada yang mendoakan. Sekarang semuanya hampa, benar-benar sepi dan kosong. Benar-benar sendirian, ternyata ayah dan ibu adalah manusia yang paling ada di dalam hidupku. Karena, setelah mereka pergi aku sendirian, benar-benar sendirian tidak kemana-mana dan tidak ada yang diminati. Sampai setiap aku dijalan aku selalu takut kalau-kalau aku ada apa-apa atau aku jatuh atau ketabrak, tidak ada yang bisa dihubungi. Aku akan sendirian setelah ditolong orang, aku periksa sendiri, aku bayar obat sendiri, nanti aku pulang juga tetep sendiri dan sampai rumah aku sendiri. Menakutkan tapi harus dijalani.

Hidup aku tak kuat, matipun tak sanggup.

Senin, 17 Februari 2025

Demi Waktu Malam

Bagaimana Al-Qur’an menggambarkan Malam?

Allah bersumpah atas waktu malam sebanyak 7 kali yang diikuti dengan sebuah kata sebagai gambaran tentang kondisi kita.

Malam bukan hanya tentang rasa lelah, dingin dan sesak, namun juga ada ketenangan, kehangatan dan kedamaian. Sumpah Allah atas malam menandakan bahwa Ia tidak akan meninggalkan kamu dalam kegelapan dan kesendirian.

Yakinlah, setelah gelap akan kita jumpai cahaya

Demi malam apabila telah larut,                                 وَالَّيْلِ اِذَا عَسْعَسَۙ ۝١

Ayat ini seakan menggambarkan sebuah transisi dan kenyataan dari perjalanan kehidupan kita.

Kata عَسْعَسَۙ dimaknai menjadi dua waktu oleh Ibnu ‘Abbas kala senja mulai hilang menuju gelap dan dari gelap malam menuju cahaya fajar.

Satu kata itu mengilustrasikan suatu suasana hati dan pikiran yang sangat dramatis sekaligus romantis. Gelapnya malam diibaratkan sebagai fase penuh ujian, runyamnya batin dan pikiran kita, serta masa-masa sulit yang kita hadapi tanpa akhir.

Namun, di balik itu semua terdapat janji cahaya fajar, sebuah harapan bahwa setiap perjuangan akan membawa perubahan dan kemudahan.

Dari fenomena ini, Allah ingin menunjukkan kepada kita kalau hidup adalah perjalanan dari kegelapan menuju sinar cahaya. Tidak ada yang perlu kita khawatirkan, karena Allah itu selalu ada buat kita. Bukankan janji-Nya itu pasti?

Q.S. At-Takwir: 17

Kesedihan dan kegelisahan yang menyelimuti hatimu akan segera berakhir.

Demi malam apabila menutupi (cahaya siang),          وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىۙ ۝١

Ayat ini menjadi pengantar dan jawaban dari slide sebelumnya

Kata يَغْشٰىۙ berasal dari akar kata  غ - ش - و

Yang berarti “menutupi” atau “meliputi sesuatu dengan menyeluruh.” Kata ini menandakan bahwa semua dari kita pasti mengalami kesedihan, kekecewaan, gelisah dan rasa takut mendalam.

Tapi coba perhatikan ayat 4 dan 7 di surat ini:

Sesungguhnya usahamu benar-benar beraneka ragam,                       اِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتّٰىۗ ۝٤

Kami akan melapangkan baginya jalan kemudahan (kebahagiaan),  فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلْيُسْرٰىۗ ۝٧

Nyatanya usaha kita selama ini tidak akan pernah sia-sia dan Allah tahu persis itu semua. Kata lasyatta menunjukkan kalau setiap dari kita punya pilihan, mau terus berjuang atau berhenti. Pastinya, bagi yang mau berjuang sudah Allah siapkan jalan kemudahannya.

Q.S. Al-Lail: 1, 4, 7

Badai pasti berlalu, begitupun dengan gelapnya malam

Dan demi malam apabila berlalu,                                            وَالَّيْلِ اِذَا يَسْرِۚ ۝٤

Notice gak? Kalau kata yang digunakan di ayat ini hampir sama bentukna dengan Q.S. Al-Lail: 7 di slide sebelumnya.

Kata yasr di ayat ini diartikan berlalu, sedang di Q.S. Al-Lail dengan kata yusra berarti kemudahan dan kebahagiaan.

Yapps, kamu bener banget bahwa segala kebahagiaan dan kemudahan tidak akan kita dapatkan kalau kita tidak mau beranjak dari kesedihan dan keterpurukan.

Ayat ini berkesinambungan dengan ayat 15 dan 16

فَاَمَّا الْاِنْسَانُ اِذَا مَا ابْتَلٰىهُ رَبُّهٗ فَاَكْرَمَهٗ وَنَعَّمَهٗۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْٓ اَكْرَمَنِۗ ۝١

Adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kenikmatan, berkatalah dia, “Tuhanku telah memuliakanku.”

وَاَمَّآ اِذَا مَا ابْتَلٰىهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهٗ ەۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْٓ اَهَانَنِۚ ۝١٦

Sementara itu, apabila Dia mengujinya lalu membatasi rezekinya, berkatalah dia, “Tuhanku telah menghinaku.”

2 ayat itu cukup menampar kita untuk merubah mindset kita dan tentuna prasangka kita kepada Allah

Q.S. Al-Fajr: 4, 15, 16

Karena malam bukan hanya tentang rasa sesak, tapi juga kedamaian

Dan demi waktu malam apabila telah sunyi,            وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ ۝٢

Kata سَجٰىۙ bermakna tenang, sunyi dan damai tanpa pergerakan fisik.

Ayat ini menggambarka tentang ketenangan malam yang datang setelah hiruk-pikuk kehidupan siang. Ini mengingatkan kita bahwa dalam perjalanan hidup, Allah memberikan waktu-waktu khusus untuk menenangkan hati dan jiwa.

Malam yang sunyi adalah anugerah untuk merefleksikan diri dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Kala kehidupan menjadi hening, biarkan tubuhmu istirahat, sedang hati dan pikiranmu terpaut dalam berisiknya doa kepada Allah. Yakinkan hatimu bahwa Allah adalah satu-satunya tempat untuk kita kembali.

Q.S. Adh-Dhuha: 2

Tutuplah dirimu dari kebisingan dunia sejenak dan biarkan hati & pikiranmu bertaut kepada-Nya

Demi malam saat menutupinya (gelap gulita),          وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىهَاۖ ۝٤

Kata  يَغْشٰىهَاۖ yang bermakna menutupi, bagi Al-Alusi kata itu merepresentasikan tentang suatu perubahan dalam hidup dimulai dari perenungan panjang kita.

Malam menjadi momen terbaik buat kita untuk instrospeksi diri, menjalin nuansa romantis dengan Allah dan memahami bahwa masalah yang hadir dalam hidup kita hanyalah sementara.

Q.S. Asy-Syams: 4

Hidup kita hanyalah sementara.

Demi malam ketika telah berlalu,    وَالَّيْلِ اِذْ اَدْبَرَۙ ۝٣٣

Penggunaan kata اَدْبَرَۙ (berpaling) disitu memberikan tamparan bagi kita, karena seringkali kala malam tiba waktu yang seharusnya kita gunakan untuk menepi, malah kita sia-siakan begitu saja.

Berpaling dari rahmat Allah dan milih buat ngelakuin hal-hal yang gak bermanfaat, kaya scroll sosmed semalam suntuk, nongkrong sama teman sampai subuh, overthinking yang gak jelas, dan sebagainya.

Dengan kata itu, allah ingin mengingatkan kalau waktu yang kita jalani di dunia ini tidak akan dapat diputar kembali dan pastinya menyisakan penyesalan yang mendalam.

Q.S. Al-Muddatsir: 33

Hubungan dengan kebersamaan dan refleksi.

Demi malam dan apa yang diselubunginya,   وَالَّيْلِ وَمَا وَسَقَۙ ۝١٧

Kata وَسَقَۙ berarti mengisi dan mengumpulkan kebersamaan dengan keluarga. Saat siang hari kita disibukkan oleh pekerjaan dan aktivitas uar rumah, malam seolah menjadi waktu yang Allah ciptakan untuk kita kembali ke rumah, bersama keluarga.

Dalam kegelapan malam, ada suasana yang mendukung kehangatan, kebersanaan, bercengkerama atau sekedar berbagi cerita. Ini menunjukkan bahwa malam adalah waktu yang diberkahi untuk mempererat hubungan keluarga.

Ketenangan untuk refleksi: Wassaq juga bisa diartikan sebagai malam yang ‘mengumpulkan” ketenangan dan keheningan, sehingga memberikan ruang bagi manusia untuk refleksi dan evaluasi. Ini adalah momen terbaik untuk berbicara dengan diri sendiri dan mendekatkan hati kepada Allah.

Q.S. Al-Insyqaq: 17

Hikah yang bisa kita petk dari sumpah Allah atas malam.

Saat matahari tenggelam dan kegelapan menyelimuti bumi, gunakan waktu malam untuk mengevaluasi diri, beristirahat dari hiruk-pikuk dunia, dan memperkuat hubungan dengan sang pencipta.

Setiap malam mengingatkan kita bahwahidup adalah siklus antara terang dan gelap, kebahagiaan dan ujian. Maka, jadikan malam sebagai kesempatan untun kembali kepada-Nya, memohon ampunan dan mengisi jiwa dengan ketenangan.

Sumber : TikTok qurandealls