Senin, 24 Februari 2025

Beberapa diksi pilihan tentang kagumku

Rembulan malam ini sedang bersembunyi

Bukan, tapi sedang disembunyikan

Ramai awan gelap berbaris rapi menghalangi

Suara gemuruh yang sesekali terdengar

Membuat suasana malam ini menjadi lebih berisik

Orang-orang berlalu-lalang dengan baju pelindungnya

Genangan air menjadi bahaya karena lebarnya

Lampu sorot jalanan membuka senyummu kembali

Menerangi wajah hitam manismu dibawahnya

Sesaat anganku kembali meninggi

Sedang berbicara dengan siapa ya kamu disana?

Makanan apa yang kamu sudah habiskan malam ini?

Rambutmu basah tidak?

Sudah menghisap rokok berapa batang?

Disini aku menemukan kumbang juni

Dia jatuh dari atap dengan terlentang di lantai

Kaki dan tangannya yang ada enam itu bergerak minta tolong

Kubiarkannya dan kutinggal makan kue bolu

Sama seperti aku meminta tolong pada angin

Membawakan titipan rasa kagumku kepadamu

Aku yakin kamu masih seindah apa yang mataku pernah tangkap

Dengan alis sempurna seperti bulan sabit

Dua mata sebulat donat yang matang

Hidung jenjang dengan dua nevus menjadi khas

Tinggimu dengan bahu sedaguku sedikit jinjit

Bibir manis dengan senyuman manusia paling menyenangkan

Bagiku, sampai saat ini kamu masih menjadi diksi terindah

Indahnya tidak bisa hanya dengan menerka-nerka saja

Sangat indah melebihi kata indah itu sendiri

Keindahanmu terus melekat dipikiranku, sekarang dan sampai aku tak lagi hidup

0 comments:

Posting Komentar