Bagaimana Al-Qur’an menggambarkan Malam?
Allah bersumpah atas waktu malam sebanyak 7 kali yang diikuti dengan sebuah kata sebagai gambaran tentang kondisi kita.
Malam
bukan hanya tentang rasa lelah, dingin dan sesak, namun juga ada ketenangan,
kehangatan dan kedamaian. Sumpah Allah atas malam menandakan bahwa Ia tidak
akan meninggalkan kamu dalam kegelapan dan kesendirian.
Yakinlah,
setelah gelap akan kita jumpai cahaya
Demi
malam apabila telah larut,
وَالَّيْلِ اِذَا عَسْعَسَۙ ١
Ayat
ini seakan menggambarkan sebuah transisi dan kenyataan dari perjalanan
kehidupan kita.
Kata
عَسْعَسَۙ dimaknai menjadi dua
waktu oleh Ibnu ‘Abbas kala senja mulai hilang menuju gelap dan dari gelap
malam menuju cahaya fajar.
Satu
kata itu mengilustrasikan suatu suasana hati dan pikiran yang sangat dramatis
sekaligus romantis. Gelapnya malam diibaratkan sebagai fase penuh ujian,
runyamnya batin dan pikiran kita, serta masa-masa sulit yang kita hadapi tanpa
akhir.
Namun,
di balik itu semua terdapat janji cahaya fajar, sebuah harapan bahwa setiap
perjuangan akan membawa perubahan dan kemudahan.
Dari
fenomena ini, Allah ingin menunjukkan kepada kita kalau hidup adalah perjalanan
dari kegelapan menuju sinar cahaya. Tidak ada yang perlu kita khawatirkan,
karena Allah itu selalu ada buat kita. Bukankan janji-Nya itu pasti?
Q.S. At-Takwir: 17
Kesedihan
dan kegelisahan yang menyelimuti hatimu akan segera berakhir.
Demi
malam apabila menutupi (cahaya siang),
وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىۙ ١
Ayat ini menjadi pengantar dan jawaban
dari slide sebelumnya
Kata يَغْشٰىۙ berasal dari akar kata غ - ش - و
Yang
berarti “menutupi” atau “meliputi sesuatu dengan menyeluruh.” Kata ini
menandakan bahwa semua dari kita pasti mengalami kesedihan, kekecewaan, gelisah
dan rasa takut mendalam.
Tapi coba perhatikan ayat 4 dan 7 di surat ini:
Sesungguhnya usahamu benar-benar beraneka ragam, اِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتّٰىۗ ٤
Kami akan melapangkan baginya jalan kemudahan
(kebahagiaan), فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلْيُسْرٰىۗ ٧
Nyatanya
usaha kita selama ini tidak akan pernah sia-sia dan Allah tahu persis itu
semua. Kata lasyatta menunjukkan kalau setiap dari kita punya pilihan,
mau terus berjuang atau berhenti. Pastinya, bagi yang mau berjuang sudah Allah
siapkan jalan kemudahannya.
Q.S.
Al-Lail: 1, 4, 7
Badai
pasti berlalu, begitupun dengan gelapnya malam
Dan
demi malam apabila berlalu, وَالَّيْلِ اِذَا يَسْرِۚ ٤
Notice gak? Kalau kata yang digunakan di ayat ini
hampir sama bentukna dengan Q.S. Al-Lail: 7 di slide sebelumnya.
Kata yasr di ayat ini diartikan berlalu, sedang
di Q.S. Al-Lail dengan kata yusra berarti kemudahan dan kebahagiaan.
Yapps, kamu bener banget bahwa segala kebahagiaan dan kemudahan
tidak akan kita dapatkan kalau kita tidak mau beranjak dari kesedihan dan
keterpurukan.
Ayat ini berkesinambungan dengan ayat 15 dan 16
فَاَمَّا الْاِنْسَانُ اِذَا مَا ابْتَلٰىهُ رَبُّهٗ فَاَكْرَمَهٗ وَنَعَّمَهٗۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْٓ اَكْرَمَنِۗ ١
Adapun
manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kenikmatan,
berkatalah dia, “Tuhanku telah memuliakanku.”
وَاَمَّآ اِذَا مَا ابْتَلٰىهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهٗ ەۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْٓ اَهَانَنِۚ ١٦
Sementara
itu, apabila Dia mengujinya lalu membatasi rezekinya, berkatalah dia, “Tuhanku
telah menghinaku.”
2
ayat itu cukup menampar kita untuk merubah mindset kita dan tentuna prasangka
kita kepada Allah
Q.S. Al-Fajr: 4, 15, 16
Karena malam bukan hanya tentang rasa
sesak, tapi juga kedamaian
Dan demi waktu malam apabila telah sunyi, وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ ٢
Kata سَجٰىۙ bermakna tenang, sunyi dan damai tanpa pergerakan fisik.
Ayat ini menggambarka tentang ketenangan malam yang
datang setelah hiruk-pikuk kehidupan siang. Ini mengingatkan kita bahwa dalam
perjalanan hidup, Allah memberikan waktu-waktu khusus untuk menenangkan hati
dan jiwa.
Malam yang sunyi adalah anugerah untuk
merefleksikan diri dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Kala kehidupan menjadi hening, biarkan tubuhmu
istirahat, sedang hati dan pikiranmu terpaut dalam berisiknya doa kepada
Allah. Yakinkan hatimu bahwa Allah adalah satu-satunya tempat untuk kita
kembali.
Q.S. Adh-Dhuha: 2
Tutuplah dirimu dari kebisingan dunia sejenak
dan biarkan hati & pikiranmu bertaut kepada-Nya
Demi malam saat menutupinya (gelap gulita), وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىهَاۖ ٤
Kata
يَغْشٰىهَاۖ yang bermakna menutupi, bagi Al-Alusi kata itu
merepresentasikan tentang suatu perubahan dalam hidup dimulai dari
perenungan panjang kita.
Malam menjadi momen terbaik buat kita untuk
instrospeksi diri, menjalin nuansa romantis dengan Allah dan memahami bahwa
masalah yang hadir dalam hidup kita hanyalah sementara.
Q.S. Asy-Syams: 4
Hidup kita hanyalah sementara.
Demi malam ketika telah berlalu, وَالَّيْلِ اِذْ اَدْبَرَۙ ٣٣
Penggunaan
kata اَدْبَرَۙ (berpaling) disitu memberikan tamparan bagi kita, karena
seringkali kala malam tiba waktu yang seharusnya kita gunakan untuk menepi,
malah kita sia-siakan begitu saja.
Berpaling dari rahmat Allah dan milih buat
ngelakuin hal-hal yang gak bermanfaat, kaya scroll sosmed semalam suntuk,
nongkrong sama teman sampai subuh, overthinking yang gak jelas, dan sebagainya.
Dengan kata itu, allah ingin mengingatkan kalau
waktu yang kita jalani di dunia ini tidak akan dapat diputar kembali dan pastinya
menyisakan penyesalan yang mendalam.
Q.S. Al-Muddatsir: 33
Hubungan dengan kebersamaan dan refleksi.
Demi malam dan apa yang diselubunginya, وَالَّيْلِ وَمَا وَسَقَۙ ١٧
Kata وَسَقَۙ berarti mengisi dan mengumpulkan kebersamaan
dengan keluarga. Saat siang hari kita disibukkan oleh pekerjaan dan aktivitas
uar rumah, malam seolah menjadi waktu yang Allah ciptakan untuk kita kembali ke
rumah, bersama keluarga.
Dalam kegelapan malam, ada suasana yang mendukung
kehangatan, kebersanaan, bercengkerama atau sekedar berbagi cerita. Ini menunjukkan
bahwa malam adalah waktu yang diberkahi untuk mempererat hubungan keluarga.
Ketenangan untuk refleksi: Wassaq
juga bisa diartikan sebagai malam yang ‘mengumpulkan” ketenangan dan
keheningan, sehingga memberikan ruang bagi manusia untuk refleksi dan evaluasi.
Ini adalah momen terbaik untuk berbicara dengan diri sendiri dan mendekatkan
hati kepada Allah.
Q.S. Al-Insyqaq: 17
Hikah yang bisa kita petk dari sumpah Allah
atas malam.
Saat matahari tenggelam dan kegelapan menyelimuti
bumi, gunakan waktu malam untuk mengevaluasi diri, beristirahat dari hiruk-pikuk
dunia, dan memperkuat hubungan dengan sang pencipta.
Setiap malam mengingatkan kita bahwahidup
adalah siklus antara terang dan gelap, kebahagiaan dan ujian. Maka, jadikan
malam sebagai kesempatan untun kembali kepada-Nya, memohon ampunan dan mengisi
jiwa dengan ketenangan.
Sumber : TikTok qurandealls
0 comments:
Posting Komentar