Senin, 17 Februari 2025

Demi Waktu Malam

Bagaimana Al-Qur’an menggambarkan Malam?

Allah bersumpah atas waktu malam sebanyak 7 kali yang diikuti dengan sebuah kata sebagai gambaran tentang kondisi kita.

Malam bukan hanya tentang rasa lelah, dingin dan sesak, namun juga ada ketenangan, kehangatan dan kedamaian. Sumpah Allah atas malam menandakan bahwa Ia tidak akan meninggalkan kamu dalam kegelapan dan kesendirian.

Yakinlah, setelah gelap akan kita jumpai cahaya

Demi malam apabila telah larut,                                 وَالَّيْلِ اِذَا عَسْعَسَۙ ۝١

Ayat ini seakan menggambarkan sebuah transisi dan kenyataan dari perjalanan kehidupan kita.

Kata عَسْعَسَۙ dimaknai menjadi dua waktu oleh Ibnu ‘Abbas kala senja mulai hilang menuju gelap dan dari gelap malam menuju cahaya fajar.

Satu kata itu mengilustrasikan suatu suasana hati dan pikiran yang sangat dramatis sekaligus romantis. Gelapnya malam diibaratkan sebagai fase penuh ujian, runyamnya batin dan pikiran kita, serta masa-masa sulit yang kita hadapi tanpa akhir.

Namun, di balik itu semua terdapat janji cahaya fajar, sebuah harapan bahwa setiap perjuangan akan membawa perubahan dan kemudahan.

Dari fenomena ini, Allah ingin menunjukkan kepada kita kalau hidup adalah perjalanan dari kegelapan menuju sinar cahaya. Tidak ada yang perlu kita khawatirkan, karena Allah itu selalu ada buat kita. Bukankan janji-Nya itu pasti?

Q.S. At-Takwir: 17

Kesedihan dan kegelisahan yang menyelimuti hatimu akan segera berakhir.

Demi malam apabila menutupi (cahaya siang),          وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىۙ ۝١

Ayat ini menjadi pengantar dan jawaban dari slide sebelumnya

Kata يَغْشٰىۙ berasal dari akar kata  غ - ش - و

Yang berarti “menutupi” atau “meliputi sesuatu dengan menyeluruh.” Kata ini menandakan bahwa semua dari kita pasti mengalami kesedihan, kekecewaan, gelisah dan rasa takut mendalam.

Tapi coba perhatikan ayat 4 dan 7 di surat ini:

Sesungguhnya usahamu benar-benar beraneka ragam,                       اِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتّٰىۗ ۝٤

Kami akan melapangkan baginya jalan kemudahan (kebahagiaan),  فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلْيُسْرٰىۗ ۝٧

Nyatanya usaha kita selama ini tidak akan pernah sia-sia dan Allah tahu persis itu semua. Kata lasyatta menunjukkan kalau setiap dari kita punya pilihan, mau terus berjuang atau berhenti. Pastinya, bagi yang mau berjuang sudah Allah siapkan jalan kemudahannya.

Q.S. Al-Lail: 1, 4, 7

Badai pasti berlalu, begitupun dengan gelapnya malam

Dan demi malam apabila berlalu,                                            وَالَّيْلِ اِذَا يَسْرِۚ ۝٤

Notice gak? Kalau kata yang digunakan di ayat ini hampir sama bentukna dengan Q.S. Al-Lail: 7 di slide sebelumnya.

Kata yasr di ayat ini diartikan berlalu, sedang di Q.S. Al-Lail dengan kata yusra berarti kemudahan dan kebahagiaan.

Yapps, kamu bener banget bahwa segala kebahagiaan dan kemudahan tidak akan kita dapatkan kalau kita tidak mau beranjak dari kesedihan dan keterpurukan.

Ayat ini berkesinambungan dengan ayat 15 dan 16

فَاَمَّا الْاِنْسَانُ اِذَا مَا ابْتَلٰىهُ رَبُّهٗ فَاَكْرَمَهٗ وَنَعَّمَهٗۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْٓ اَكْرَمَنِۗ ۝١

Adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kenikmatan, berkatalah dia, “Tuhanku telah memuliakanku.”

وَاَمَّآ اِذَا مَا ابْتَلٰىهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهٗ ەۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْٓ اَهَانَنِۚ ۝١٦

Sementara itu, apabila Dia mengujinya lalu membatasi rezekinya, berkatalah dia, “Tuhanku telah menghinaku.”

2 ayat itu cukup menampar kita untuk merubah mindset kita dan tentuna prasangka kita kepada Allah

Q.S. Al-Fajr: 4, 15, 16

Karena malam bukan hanya tentang rasa sesak, tapi juga kedamaian

Dan demi waktu malam apabila telah sunyi,            وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ ۝٢

Kata سَجٰىۙ bermakna tenang, sunyi dan damai tanpa pergerakan fisik.

Ayat ini menggambarka tentang ketenangan malam yang datang setelah hiruk-pikuk kehidupan siang. Ini mengingatkan kita bahwa dalam perjalanan hidup, Allah memberikan waktu-waktu khusus untuk menenangkan hati dan jiwa.

Malam yang sunyi adalah anugerah untuk merefleksikan diri dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Kala kehidupan menjadi hening, biarkan tubuhmu istirahat, sedang hati dan pikiranmu terpaut dalam berisiknya doa kepada Allah. Yakinkan hatimu bahwa Allah adalah satu-satunya tempat untuk kita kembali.

Q.S. Adh-Dhuha: 2

Tutuplah dirimu dari kebisingan dunia sejenak dan biarkan hati & pikiranmu bertaut kepada-Nya

Demi malam saat menutupinya (gelap gulita),          وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىهَاۖ ۝٤

Kata  يَغْشٰىهَاۖ yang bermakna menutupi, bagi Al-Alusi kata itu merepresentasikan tentang suatu perubahan dalam hidup dimulai dari perenungan panjang kita.

Malam menjadi momen terbaik buat kita untuk instrospeksi diri, menjalin nuansa romantis dengan Allah dan memahami bahwa masalah yang hadir dalam hidup kita hanyalah sementara.

Q.S. Asy-Syams: 4

Hidup kita hanyalah sementara.

Demi malam ketika telah berlalu,    وَالَّيْلِ اِذْ اَدْبَرَۙ ۝٣٣

Penggunaan kata اَدْبَرَۙ (berpaling) disitu memberikan tamparan bagi kita, karena seringkali kala malam tiba waktu yang seharusnya kita gunakan untuk menepi, malah kita sia-siakan begitu saja.

Berpaling dari rahmat Allah dan milih buat ngelakuin hal-hal yang gak bermanfaat, kaya scroll sosmed semalam suntuk, nongkrong sama teman sampai subuh, overthinking yang gak jelas, dan sebagainya.

Dengan kata itu, allah ingin mengingatkan kalau waktu yang kita jalani di dunia ini tidak akan dapat diputar kembali dan pastinya menyisakan penyesalan yang mendalam.

Q.S. Al-Muddatsir: 33

Hubungan dengan kebersamaan dan refleksi.

Demi malam dan apa yang diselubunginya,   وَالَّيْلِ وَمَا وَسَقَۙ ۝١٧

Kata وَسَقَۙ berarti mengisi dan mengumpulkan kebersamaan dengan keluarga. Saat siang hari kita disibukkan oleh pekerjaan dan aktivitas uar rumah, malam seolah menjadi waktu yang Allah ciptakan untuk kita kembali ke rumah, bersama keluarga.

Dalam kegelapan malam, ada suasana yang mendukung kehangatan, kebersanaan, bercengkerama atau sekedar berbagi cerita. Ini menunjukkan bahwa malam adalah waktu yang diberkahi untuk mempererat hubungan keluarga.

Ketenangan untuk refleksi: Wassaq juga bisa diartikan sebagai malam yang ‘mengumpulkan” ketenangan dan keheningan, sehingga memberikan ruang bagi manusia untuk refleksi dan evaluasi. Ini adalah momen terbaik untuk berbicara dengan diri sendiri dan mendekatkan hati kepada Allah.

Q.S. Al-Insyqaq: 17

Hikah yang bisa kita petk dari sumpah Allah atas malam.

Saat matahari tenggelam dan kegelapan menyelimuti bumi, gunakan waktu malam untuk mengevaluasi diri, beristirahat dari hiruk-pikuk dunia, dan memperkuat hubungan dengan sang pencipta.

Setiap malam mengingatkan kita bahwahidup adalah siklus antara terang dan gelap, kebahagiaan dan ujian. Maka, jadikan malam sebagai kesempatan untun kembali kepada-Nya, memohon ampunan dan mengisi jiwa dengan ketenangan.

Sumber : TikTok qurandealls

0 comments:

Posting Komentar