Akhirnya ada yang bertanya, “Kamu habis nangis ya?.” Terkejut
aku mendengarnya tapi ku sangkal dengan “engga, kenapa?.” “Itu mata kamu
kelihatan agak bengkak.” Setelah sekian waktu ada yang berani menanyakan itu
padaku. Iya, memang aku baru saja selesai menangis. Dengan air mata yang baru
selesai aku usap dan ingus yang masih tersisa di hidung. Akhir-akhir ini aku
banyak menangis, entah kepana sampai rasanya pusing banget kepalaku. Mungkin,
beberapa orang ingin menanyakan hal yang sama namun mereka sungkan atau tidak
enak jika bertanya hal yang sensitif ini padaku.
Masih banyak pertanyaan didalam kepalaku tentang
perjalanan hidupku sekarang. Berjalan tanpa arah yang jelas, kebingungan tidak
tau harus bagaimana. Kenapa tidak ada yang bilang ya dewasa itu seperti ini?. Dewasa
ini aku harus mengesampingkan impian dan keinginanku demi hidup keluargaku bahagia.
Aku bisa gak ya? Aku mampu gak ya? Aku sanggup gak ya? Rasanya aku ingin sekali
menelepon malaikat izroil untuk ambil nyawaku. Aku ingin pulang, ketemu ayah
dan ibuku yang sudah sehat disana. Aku ingin menangis dipelukan mereka dan
mengadukan semua yang terjadi di dunia, juga meminta maaf karena belum sempat
membanggakan mereka. Aku ingin tidur dipangkuan ibu seperti saat aku masih kecil
dulu.
Bu, sekarang aku baru mengerti seberapa hebat dan luar
biasanya ibu menjadi wanita. Ternyata menjadi anak, istri, ibu itu tidak mudah
ya bu?. Di usiaku sekarang aku masih belum menjadi istri dan menjadi ibu, aku
juga sudah tidak menjadi anak karena ayah dan ibu sudah pergi jauh. Aku menjadi
kakak sekaligus kepala rumah tangga. Belum sempat aku bertanya pada ibu
bagaimana cara menjadi wanita yang luar biasa hebat diusia seperti aku ini,
tapi ibu sudah pergi duluan. Aku ingin bercerita padamu bu, aku bertemu
laki-laki yang sangat aku sukai tapi aku tidak bisa bersamanya karena hal besar
yang sudah dia miliki. Ibu mengenal laki-laki itu loh, dia baik sekali, dia
menemani aku saat ibu dan ayah sudah tidak bisa menemaniku di dunia. Tapi aku
salah bu, aku jadi wanita yang salah, mengambil hak wanita lain hanya demi
bersama laki-laki itu. Dan akhirnya aku tidak bisa bersamanya dan dia
mengingkari janjinya. Kalau ibu tau pasti ibu akan marah dan ngomel-ngomel 1
minggu sama aku. Tapi gak ada yang ngomel bu, gak ada yang marahin aku bu atas
kesalahan yang aku buat. Aku harus memarahi diriku sendiri karena menjadi
wanita yang tidak baik.
Pada ayah, maafkan aku ayah aku sempat membuatmu malu
di akhirat sana saat melihatku melakukan hal yang tidak baik. Ayah, aku juga
belum sempat bertanya padamu bagaimana laki-laki yang ayah ingin untuk menjadi
pendampingku menggantikan ayah. Aku tau ayah sangat mencintai aku, ayah ingin
aku menjadi wanita baik di dunia dan di akhirat. Dulu, ayah selalu marah dan
membawa sapu lidi ketika aku belum sholat, ayah pernah menyiram mukaku karena
aku telat bangun subuh. Pada waktu itu aku kesal sekali pada ayah, tapi
sekarang aku selalu bangun subuh loh yah. Aku selalu ingat ayah tidak pernah
menanyakan apapun ketika aku pergi keluar bersama teman-teman kecuali “sudah
sholat, nduk?.” Aku belum sempat mengucapkan maaf dan terimakasih pada ayah. Dulu,
aku suka sebel kok ayah kerja terus, gak pernah ajak aku jalan-jalan,
dimana-mana kerja. Sekarang aku tau kenapa ayah begitu semangat karena ayah
ingin memberi banyak manfaat bukan hanya untuk anaknya tapi juga orang-orang
disekitar ayah. Tapi yah, maaf aku tidak bisa melanjutkan itu. Ayah tidak pernah
membebani aku untuk ikut bekerja, tidak mengiyakan ketika aku ingin mencoba
bekerja di luar karena ikut temen-temen. Itu semua karena ayah tidak mau kan aku merasakan apa yang ayah rasakan ketika bekerja dulu.
Berjalan di dunia tanpa bisa bertanya pada ayah dan
ibu rasanya berat. Ditambah aku harus bertarung dengan anak-anak yang masih ada
doa orang tuanya sedangkan aku doanya sendiri. Ibu, ayah aku ingin bertemu
kalian lagi di surga. Semoga amalku cukup memberi kalian rumah di surga dan kita
kembali menjadi orang tua dan anak disana. Ayah dan ibu yang pertama kali
membawaku ke dunia namun ayah dan ibu juga yang meninggalkan aku sendirian.
Aku ingin pulang bu, yah, aku takut sendirian di dunia
0 comments:
Posting Komentar